delapan bulan lalu gw single touring Jakarta – Bali, kali ini 1-6 Agustus 2018 gw berkesempatan touring Jakarta – Jogja. Persiapan yang dilakukan gak seribet ketika touring ke Bali. maklum, pengalaman touring ke Bali memang menguras waktu dan tenaga lebih heboh karena semua serba pertama– serba tidak tau. ke Jogja kali ini gw cukup firm dengan persiapan ganti oli dan cek-cek lampu saja.
Touring kali ini terwujud ditengah persiapan pernikahan akhir tahun nanti, gw manage supaya touring kali ini ringkas tanpa mengurangi elemen fun yang ingin dicari
so here we go, catatan perjalanan Touring Jakarta – Jogja
Rabu, 1 Agustus jam 6 sore Siap Touring
menjelang maghrib semua barang sudah terikat di vespa. di depan, tas coklat gw isi dengan barang-barang vespa seperti; kampas rem, tali kopling, tali rem, tali gas, kampas kopling, oli mesin, oli campur dan tromol. di kait tengah, dirigen bensin 5L untuk cadangan andaikan bensin di vespa habis dan pom pengisian masih jauh. di belakang, tas duffle gw isi dengan pakaian dan jas hujan. posisi vespa berdiri sudah menghadap ke jalan, tinggal mandi dan menunggu maghrib cuss berangkat
Kamis, 2 Agustus jam 6 Pagi Sampai di Cirebon
12 jam kemudian, gw istirahat di pom bensin yang terletak diantara cirebon – brebes. beberapa km sebelum perbatasan jawa barat – jawa tengah. idealnya perjalanan Jakarta – Cirebon dapat ditempuh selama 8 jam. ada beberapa peristiwa yang memakan waktu perjalanan gw
jemput Ocha, makan malam dan nunggu macet
selepas maghrib gw gak langsung bantai perjalanan ke arah Cirebon, melainkan gw jemput Ocha dulu di Watt Coffee di bilangan Senen Jakarta Pusat. Sampai di Watt Coffee jam 7 malam. setelah barang bawaan Ocha terikat di Vespa, gw makan nasi goreng dulu gak jauh dari situ. Setelah makan, gw saksikan jalanan arah Bekasi – Karawang (portal pertama perjalanan ke arah jawa) macet parah. gw putuskan untuk nunggu macet jalanan reda, sembari memberi waktu tubuh mengubah nasi jadi energi yang penting untuk menangkal angin masuk hehe. jam 9 malam perjalanan di mulai
di Indramayu kompresi gw bocor
tengah malam ketika sedang gw bawa vespa di kecepatan tinggi terdengan bunyi ‘tik-tik-tik-tik’ dari bagian mesin. gw tepikan vespa ke pinggir, gw cek kompresi vespa gw bocor. packing head yang menempel di blok pecah. vespa terasa tidak nyaman di kendarai, dan akibatnya bunyi berisik. gw singsingkan lengan, gw ganti packing dengan yang baru. stok cadangan gw selalu bawa
nyatanya memang packing baru tidak bertahan lama, kompresi kembali bocor. akhirnya gw paksakan vespa berjalan dengan kecepatan terjaga, tidak digeber sampai nanti, takutnya, mesin jebol
Kamis, 2 Agustus jam 10 Pagi Cari Bengkel di Tegal
pagi setelah sarapan di Tegal, gw mampir ke bengkel Vespa yang gw temukan dari pencarian di google Maps. sialnya, pemilik Vespa sedang pergi dengan istrinya untuk waktu yang tidak sebentar. gw ubek-ubek terus google maps, sampai akhirnya gw temukan satu bengkel yang buka. di sana, gw ganti kembali packing head blok dengan alat yang lebih proper.
Kamis, 2 Agustus jam 11 Malam Sampai di Dieng
tengah malam gw tiba di Dieng, cuaca super digin buat gw gak mikir untuk foto-foto. langsung masuk homestay Dieng View yang sudah gw reserved jauh-jauh hari. dingin Dieng di bulan Juli – Agustus terbukti sedang ganas-ganasnya, bukan cuma dari pemberitaan di media, tapi kenyataan itu gw rasakan sendiri. tangan gw beku sekedar ganti kopling di tangin kiri rasanya sakit banget. alhamdulillah homestay tempat menginap menyediakan air panas untuk mandi. selesai bersih-bersih gw tarik selimut dua lapis sampai atas kepala, tidur pulas membalas semua kelelahan yang gw tanggung seharian. zzzzzzz…
Jum’at, 3 Agustus jam 9 pagi Jelajah Indahnya Dieng
hari ini gw keliling Dieng, menunjungi candi arjuna, telaga warna sampai wisata kawah. suasana Dieng seharian itu ramai pengunjung yang kebetulan sedang menunggu puncak acara Dieng Culture Festival. gw gak berminat datang ke acara itu, karena memang tujuan awal perjalanan ini setelah dari Dieng gw akan ke Jogja. menghabiskan waktu lebih lama di sana. Sore jam 5 hari itu, gw checkout dari homestay menuju Jogja via Wonosobo. menurut perhitungan Google Maps, waktu temput Dieng – Jogja adalah 3 Jam
Jum’at, 3 Agustus jam 7 Malam Vespa Tergelincir Terseret 10 Meter
Perjalanan dari Dieng – Jogja sebenarnya sampai di Wonosobo baik-baik saja. Jalanan lancar penerangan cukup. things just got real di Purworejo, lokasi gw kecelakaan. lebar jalan sekitar 6 Meter, jalanan berkelok dengan tanjakan & turunan curam. penerangan? kecuali pijam lampu rumah penduduk sekitar, tidak ada
Sekitar jam 7, posisi gw sedang melintasi turunan curam nan gelap. di ujung turunan, jalanan langsung berbelok ke kanan. di sudut itu lah, mata gw kurang jeli mengenali bahwa warna hitam di aspal bukan air tapi bercak solar dari tetesan truk yang melintas. ketika gw arahkan stang untuk belok kanan, ban vespa gw tergelincir, vespa jatuh ke kanan, dan karena kondisinya vespa sedang lumayan kencang, gw terseret sejauh 10 meter. beberapa meter ada jurang yang siap menyambut gw jika vespa tidak berhenti
alhamdulillah tidak ada luka berarti, vespa pun bisa berdiri dan siap di jalankan lagi
4 – 6 Agustus Jelajah Yogyakarta
di tiga hari ini, gw manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk keliling Jogja. mengunjungi tempat wisat dan berburu kuliner legendaris
Sarapan Saoto Bathok – Makan Soto di Batok Kelapa
rasa kuahnya segar dan gurih. irisan daging sapi ukuran dadunya tebal-tebal. di selingi tempe goreng, sate telur puyuh dan sate usus hasilnya tercipat kenikmatan yang meledak jedar-jedar di mulut. dan tips utama makan disini, gak akan cukup satu mangkok. gw pesan 4, masing-masing gw dan Ocha 2 mangkok. Harganya pun murah banget
Matahari Terbenam di Pantai Parangtritis
ke pantai ini sore dari kota Jogja untuk menyaksikan menit-menit terakhir terbenamnya matahari. gw bawa masuk vespa ke pasir pantai untuk diabadikan sebagai objek foto. angin sejuk dan pasir yang cenderung bersih menambah indah pemandangan sunset di pantai ini
Matahari Terbit di Punthuk Setumbu
Pemandangan matahari terbit dari koordinat terindah
semburat jingga mulai merambat dari belakang gunung Merbabu & Merapi. cahaya kuning mulai menyala, tak tampak tapi kita tau.. ia di belakang.. menunggu indah pada saatnya. matahari terbit separuh lingkaran di lekuk yang memisahkan gunung Merapi & Merbabu. Seketika saya mengingatnya seperti tugas menggambar masa kecil. Tentu warna aslinya lebih indah dari pensil warna
Sarapan Soto Pak Marto – Soto Legendaris di Jogja
soto ini sudah melegenda puluhan tahun, cita rasanya khas jogja. gw makan semangkok dengan padanan babat. keluar dari rumah makan, dunia terasa lebih indah sampai bingung apa lagi tentang hidup yang bisa dikeluhkan
Penutup
tuntas sudah perjalanan Jakarta – Dieng – Jogja. menyisakan kenangan yang komplit, indah, lelah, drama dan musibah yang semuanya patut disyukuri. Terimakasih Ocha sebagai penunjuk arah dan teman perjalanan terbaik. i love you
Bang ada kontak wa gak atau ig mau sharing2 nih
081283111842